Kelompok Liberal Cirebon Galang Kekuatan Lawan MUI

Cirebon – Kelompok Liberal di Cirebon tampaknya semakin kukuh dan berani. Hal itu tampak dalam sebuah pertemuan pada Rabu (29/8/2012) di Institut Studi Islam Fahmina, jalan Swasembada Majasem Kota Cirebon. Acara yang digelar untuk mengecam aksi kekerasan di Sampang, Madura, ternyata bernuansa pengecaman terhadap MUI dan ada upaya serius untuk melumpuhkan peran MUI.

Acara ini diikuti oleh Fahmina Institut Cirebon, Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, PCNU Kota Cirebon, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Cirebon, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cirebon, GP Anshar Kota Cirebon, Gereja Katholik, Lesbumi Kota Cirebon, YTI Al Ghazali Kabupaten Cirebon, Lembaga Kebudayaan mahasiswa (LKM Rumba Grage. Lalu ada BEM ISIF Cirebon, CSPC IAIN Syekh Nur Jati Cirebon, Kelompok Muda Baytul Hikmah Cirebon.

Ditambah Forum Sabtuan Cirebon, Pemuda Lintas Iman (Pelita) Cirebon, LPM Latar Cirebon, Forum Diskusi Mahasiswa Petengan Cirebon, Forum Padang Wulanan Cirebon, Komunitas untuk Indonesia yang Adil dan Setara (KIAS) Jawa Barat, LSM BKE SOS.C, Pusat Studi Budaya dan Manuskrip (PSBM), PD Muhammadiyah Kota Cirebon. Dan yang terakhir dan paling menonjol adalah hadirnya dua aliran sesat yang terus menuai konflik secara nasional yaitu Jemaah Ahmadiyah Indonesia, dan aliran yang juga sudah divonis sesat di Jawa Barat yakni aliran Hidup di Balik Hidup (HDH).

Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan ketua Fahmina Institut dan Institut Studi Islam Fahmina, Marzuki Wahid, menegaskan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak sembarangan mengeluarkan fatwa sesat terhadap paham-paham keagamaan tertentu. Marzuki menuding akibat fatwa-fatwa MUI itulah kekerasan demi kekerasan terjadi di berbagai daerah, dan jika terbukti kekerasan terjadi akibat fatwa MUI itu, maka MUI menjadi bagian dari rangkaian pelaku kekerasan.

Marzuki menegaskan lagi, MUI harus menghentikan memproduksi fatwa sesat terhadap paham dan aliran manapun, sebab kesesatan atau kebenaran jalan menuju Tuhan, bukanlah otoritas MUI. Pernyataan ini menurut Prof Dr Salim Badjri, Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah yang juga penasihat MUI, menunjukkan pesan yang jelas, mewakili siapa Marzuki Wahid itu.

Salim Badjri mengemukakan, MUI tidak pernah sembarangan membuat fatwa sesat, selain melakukan dialog dengan penyebar dan pengikut sebuah aliran tertentu, juga meneliti dengan seksama pedoman-pedoman yang dipakai oleh penganut-penganutnya. Selain itu juga melakukan pemeriksaan silang dengan para mantan pengikut aliran sesat itu. Baru kemudian mengeluarkan fatwa.

Jika MUI sebagai salahsatu otoritas penjaga ajaran-ajaran Islam agar tidak rusak atau dirusak, sudah tidak boleh menjalankan fungsinya, maka siapa lagi yang akan mempertahankan agama Islam ini. Keterangan Marzuki Wahid dan dengan hadirnya aliran sesat memiliki pesan yang jelas bahwa dia dan kelompoknya memiliki agenda merusak Islam. Prof Dr Salim Badjri juga menghimbau supaya ummat Islam tidak terkecoh oleh manuver gerakan Jaringan Islam Liberal, yang menjadi kepanjangan tangan Freemasonry yahudi di Indonesia ini.

“Isu-isu yang mereka keluarkan senantiasa menarik, faktual, propaganda mereka tentang toleransi, perdamaian, anti kekerasan, advokasi terhadap persoalan-persoalan sosial memang sangat memancing simpati, sehingga siapapun yang tidak setuju dengan gerakan mereka akan dimusuhi banyak pihak. Tetapi dibalik semua itu tidak banyak yang tahu, mereka menyebarkan racun mematikan, isu-isu kemanusiaan itu dibarengi dengan ideologi liberalisasi agama, mereka secara perlahan menghancurkan Islam dengan isu-isu kemanusiaannya yang sangat menarik, dan mengubah pandangan manusia terhadap agama”, ungkap Salim Badjri.

Gerakan-gerakan sekuler, memang sangat lihai memanfaatkan momentum psikologis, memanfaatkan media massa dan pembetukan opini serta pemutar balikkan fakta yang memang dikuasai oleh jaringan Yahudi Freemasonry Zionis dunia. Mereka memiliki keunggulan pada bidang bahasa, lalu penguasaan sejarah, dan tidak bosan-bosannya membuat pemetaan masalah sosial, mereka kemudian datang dan memberikan bantuan. Jadi, siapa yang tidak akan tertipu ??.

Dilansir dari suara-islam.com pada 13 Syawwal 1433 H./ 1 September 2012 Miladiyah.

About ubanpamungkas
Bugis Tondong Sinjai

Leave a comment